Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Kali ini, tim PkM Polije hadir di Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Jember, untuk mendampingi kelompok tani kopi setempat.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 30 September 2025, ini melibatkan kelompok tani kopi Rukun Tani serta mendapat sambutan hangat dari Kepala Desa Suco, H. Taufik Hidayat, NL.P., CPM. Mengusung tema “Transformasi Digital UMKM melalui Pendampingan Smart Branding dan Pemasaran Digital di Desa Suco Mumbulsari Jember”, acara ini bertujuan memperkenalkan strategi branding dan pemasaran modern kepada para petani kopi.
Program PkM ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek).
Ketua pelaksana, Choirul Huda, S.Kom., M.Kom., menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital agar produk kopi lokal mampu menembus pasar yang lebih luas serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Selain itu, hadir pula narasumber Annisa Lutfi Alwi, M.Sc., dosen yang ahli dalam bidang Coffee Processing Product. Ia memaparkan bagaimana kopi robusta—yang dikenal sebagai komoditas unggulan ekspor dunia—bisa diolah dan dipasarkan melalui strategi branding modern. Dengan cara ini, kopi tidak hanya dijual sebagai biji mentah, melainkan dapat dikembangkan menjadi produk bernilai tambah.
Selama ini, kelompok tani Rukun Tani masih menghadapi persoalan klasik: hasil panen lebih sering dijual langsung kepada tengkulak dengan harga murah. Kondisi ini membuat pendapatan petani jauh dari maksimal. Melalui edukasi yang diberikan, para petani diharapkan memiliki wawasan baru tentang branding, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran digital, sehingga produk kopi mereka bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim PkM Polije juga menyerahkan satu unit mesin pemecah kopi kepada kelompok tani. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian petani dalam mengolah hasil panen.
Sebagai kampus vokasi, Polije menegaskan perannya tidak hanya dalam memberikan pendampingan teknis, tetapi juga menghadirkan solusi praktis berbasis riset terapan. Melalui pendekatan kolaboratif, Polije ingin menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik lapangan, sekaligus mendorong masyarakat agar lebih mandiri dan berdaya saing di era digital.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pengabdian kampus tidak berhenti pada transfer ilmu semata, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat menuju masa depan yang lebih sejahtera.
Tidak ada komentar